Tuesday, December 17, 2019


KEBEDERADAAN Ophionea nigrofaciata PADA TANAMAN JAGUNG

Ayyub dan M.Sudjak Saenong
Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros

PENDAHULUAN
Predator atau pemangsa merupakan golongan mahluk hidup yang paling penting sebagai pengendali kehidupan organisme pada tanaman padi. Predator menpunyai bentuk yang sangat mudah dilihat kendatipun kerap kali atau ada beberapa yang masih sulit dibedakan dengan hama yang banyak terdapat disekitar tanaman padi. Beberapa jenis predator seperti laba-laba kumbang kubah dan kumbang tanah, mencari mangsa wereng daun, wereng batang, ngengat dan larva penggerek batang serta ulat pemakan daun di pertanaman padi.

Predator cenderung merupakan pemangsa yang umum dan sering juga menyerang spesies serangga berguna lainnya. Hal ini dapat terjadi terutama bila jumlah makanan yang tersedia terbatas. Namun pada umumnya predator akan memakan jenis serangga yang paling melimpah
dijumpai pada pertanaman seperti seranggaserangga hama tanaman. Perlu disadari bahwa serangga hama dalam jumlah tertentu, selama tidak merugikan secara ekonomis adalah baik untuk memelihara adanya populasi predator, sehingga dapat mencegah terjadinya ledakan hama yang menimbulkan kerusakan. Dalam pengendalian hama terpadu (PHT) aplikasi pestisida adalah jalan terakhir yang akan ditempuh jika komponen pengendalian lain tidak dapat membantu. Sebelum menggunakan pestisida untuk mengendalikan hama, petani perlu mengetahui terlebih dahulu perbedaan antara serangga hama dan musuh alami (predator).

Kumbang predator Ophionea nigrofaciata (Schmidt-Goebel) (Coleoptera : Carabidae) adalah hama kumbang yang aktif dan merupakan predator utama dari hama penggerek batang jagung. Seranga ini mempunyai struktur kulit tubuh yang keras. Seranggga dewasa mempunyai warna merah coklat dan hitam dipunggungnya dengan leher yang panjang. Serangga ini banyak ditemui pada beberapa inang tanaman dari rerumputan dan padia-padian termasuk tanaman jagung. Serangga ini banyak bersembunyi pada lipatan-lipatan daun atau pada permukaan daun bawah tanaman jagung dan padi. Serangga ini bertelur dalam pematang sawah , serangga dewasanya mampu mempredasi serangga prey 3-5 larvae per hari dengan hanya meninggalkan cungkup kepala saja dari serangga yang dimakannya. Serangga ini mempredasi hama jenis wereng-werengan (Shepard et al., 1987) dalam (Sudjak Saenong, 2010).
Dalam referensi Wikipedia, 2012 serangga Ophionea mempunyai beberarap spesies sebagai berikut :
·                     Ophionea australica Baehr, 1996
·                     Ophionea bakeri Dupuis, 1913
·                     Ophionea bhamoensis Bates, 1892
·                     Ophionea brandti Baehr, 1996
·                     Ophionea celebensis Baehr, 1996
·                     Ophionea ceylonica Baehr, 1996
·                     Ophionea foersteri Bouchard, 1903
·                     Ophionea gestroi Maindron, 1910
·                     Ophionea indica (Thunberg, 1784)
·                     Ophionea interstitialis Schmidt-Gobel, 1846
·                     Ophionea ishiii Habu, 1961
·                     Ophionea leytensis Baehr, 1996
·                     Ophionea malickyi Baehr, 1996
·                     Ophionea nigrofasciata Schmidt-Gobel, 1846
·                     Ophionea puncticollis Sloane, 1923
·                     Ophionea storeyi Baehr, 1996
·                     Ophionea thouzeti Castelnau, 18

Kemampuan Memangsa(Sudjak Saenong, 2010).
Dari hasil pencatatan lapangan diperoleh data yakni rata-rata densitas populasi Ophionea nigrofaciata pada kelima jenis tanaman inang nampak sangat kecil, masing 0.975 ekor pada jagung muda, 0.05 ekor pada jagung tua, 0.075 ekor pada sorgum muda dan tua dan 0.272 ekor pada rumput sawah. Pada pencatatan yang terdapat varietas Bima-1 sampai Bima-5 nampak bahwa rata-rata densitas populasi Ophionea nigrofaciata juga sangat kecil, yakni 0.175 ekor pada varietas Bima-1, 0.4 ekor pada Bima-2, 0.35 ekor pada Bima-3, 0.125 ekor pada Bima-3 dan yang terkecil 0.05 ekor pada varietas Bima-5.

Pada pencatatan yang terdapat petak calon hibrida-1 sampai calon hibrida-5 nampak bahwa rata densitas populasi Ophionea nigrofaciata juga sangat kecil, yakni 0.05 ekor pada varietas calon hibrida-1, 0.075 ekor pada calon hibrida-4 dan 0.025 ekor pada calon hibrida-5. Kecilnya densitas populasi Ophionea nigrofaciata pada ketiga tanaman tersebut disebabkan oleh karena tanaman inang diproteki dengan insektisida, kondisi yang demikian tersebut akan mereduksi keberadaan populasi musuh alam yang berkembang dalam plot pengamatan.



DAFTAR PUSTAKA DAN BACAAN


Nonci, N., J. Tandiabang, dan D. Baco. 1996. Kehilangan hasil oleh penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis) pada berbagai stadia tanaman jagung. Hasil Penelitian Hama. Balitjas, 1995/96.

Rice Knowledge bank, 2012. Scientific name: Ophionea nigrofasciata (Schmidt-Goebel). http://www.knowledgebank.irri.org/ipm/predators/ground-beetle/scientific-name-ophionea-nigrofasciata-schmidt-goebel.html. Diakses tgl 5 Desember 2012

Semangun, H. 1993. Penyakit-penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Gadjah Mada University Press. 449 hal.

Shepard, BM., AT.Barrion, and JA.Litsinger.1987. Friend Of Rice Farmer. Helpful Insect, and Pathogens. International Rice Research Institute

Sudjak Saenong.M, 2010. DENSITAS POPULASI Ophionea nigrofaciata (Schmidt-Goebel) Pada Tanaman Jagung, Sorgum Dan Rumput. Prosiding Seminar nasional dan pertemuan tahunan PEI PFI XX Komdasulsel.

Shurtleff, M.C. 1980. Compendium of Corn Diseases. Second. Ed. The American Phytopathological Society. 105 p.

Tandiabang, J. 1998. Kehilangan hasil jagung oleh kumbang bubuk Sitophilus zeamais pada berbagai umur simpan dan wadah penyimpanan. Hasil Penelitian Hama dan Penyakit 1997/1998. Balai Penelitian Jagung dan Serealia Lain. 

Wikipedia, 2012.Ophionea. http://en.wikipedia.org/wiki/Ophionea. Diakses tgl 5 Desember 2012