Penggunaan senyawa kimia pestisida telah terbukti berdampak buruk pada keamanan lingkungan dan kelestarian sumberdaya hayati.......Selengkapnya dapat dibaca disini
Perhimpuan Entomologi Indonesia (PEI) dan Perhimpunan Fitopatologi Indonesia (PFI) Komda Sulawesi Selatan
Tuesday, May 29, 2018
Penggunaan senyawa kimia pestisida telah terbukti berdampak buruk pada keamanan lingkungan dan kelestarian sumberdaya hayati.......Selengkapnya dapat dibaca disini
Pengelolaan hama kumbang bubuk melalui pemanfaatan varietas tahan.
Kumbang bubuk adalah salah satu jenis hama gudang yang paling merusak pada periode penyimpanan bahan. Penyusutan bobot dari serangan hama ini dapat mencapai 12%, sedangkan kehilangan hasil yang diakibatkannya dapat mencapat 30%
..............Selengkapnya dapat dibaca disini
Sunday, May 27, 2018
PEMANFAATAN DIREKTORI UNIFORM RESOURCE LOCATOR UNTUK MEMUDAHKAN PENCARIAN LOKASI SUMBER INFORMASI HAMA PENYAKIT TANAMAN
Trend saat ini kelihatannya kebanyakan peneliti dan penulis makalah sudah mulai kurang tertarik mencari rujukanrujukan informasi ilmiah melalui perpustakaan konvensional. Hal ini disebabkan karena secara umum biasa perpustakaan konvensional itu menampilkan sosok kurang menarik untuk dikunjungi, kondisi buku yang t idak tertata baik, berdebu, kotor, pencarian item bacaan masih menggunakan daftar katalog yang dicari secara manual, pelayanannya lambat, pelayan yang kurang ramah dan kurang tanggap pada kepentingan pengunjung menjadi salah sebab utama dari menurunnya angka kunjungan..........Selengkapya dapat dibaca disini
Review : Pengendalian hayati hama penggerek batang jagung Ostrinia furnacalis Guenee (Lepidoptera: Pyralidae)
Pest of corn stemborer is the most dominant destroying pest in corn cropping. The pest can destroy not only part of the corn stem, but also the part of crop leaves, flowers and even the cobs. Effects of the attack from this pest will cause the problem of nutrient tr anslocation, which decreases the yield by 20 - 80 %.........Selengkapnya dapat dibaca disini
PENANGANAN HAMA KUMBANG BUBUK MELALUI PEMAHAMAN TINGKAH LAKU SERANGGA DALAM MENGAKSES MAKANAN
Perkembangan biakan hama kumbang bubuk dialam banyak dipenagruhi oleh beberapa faktor yang sekaligus berpengaruh terhadap perilaku dari serangga ini. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah kelembaban relatif dari udara sekitar,temperatur,warna, cahaya dan jenis makanan............ Selengkapnya dapat dibaca disini
POPULASI CECOPET PADA BEBERAPA TANAMAN JAGUNG VARIETAS BIMA DAN CALON HIBRIDA (Pengamatan Lapangan Pada Visitor Plot Gelar Teknologi Balitsereal)
Pengamatan densitas populasi cecopet (Euborellia sp) pada visitor plot gelar teknologi Balitsereal telah dilakukan pada tahun 2010. Pengamatan dilakukan pada 40 petak/blok atau 10 tanaman dengan 4 ulangan pada petak ukuran 5 x 5 m. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah populasi serangga musuh alam dewasa yang dapat dilhat dengan mata. .............Selengkapnya dapat dibaca disini
Thursday, May 24, 2018
Kajian pemanfatan pestisida biologi dalam rangka penanganan opt tanaman pada studi kasus penggunaan NPV dan Bt untuk menekan seranga ulat grayak membuktikan bahwa pestisida biologi sangat efektif dan prospektif untuk dikembangkan. Dilapangan kedua jenis pestisida yang dicobakan menampakkan hasil yang memuaskan yakni dapat mematikan serangga target hingga diatas 90%..........Selengkapnya dapat dibaca disini
PENAMPILAN GALUR KOMPOSIT MALANG TERHADAP INFETASI HAMA KUMBANG BUBUK
Hama kumbang bubuk adalah satu hama gudang yang paling merusak di indonesia. Kumbang tersebut telah diketahui paling merusak bijji jagung, tindakan yang baik dilakukan untuk menangani hama ini adalah dengan menggunakan varietas tahan..........Selengkapnya dapat dibaca disini
EFIKASI INSEKTISIDA SANMING 400WSC DAN AGRODI 290 WSC TERHADAP PENGGEREK BATANG PADI PUTIH
Penggerek batang padi putih merupakan hama penting pada tanaman padi diindonesia.Kehilangan hasil yang diakibatkan oleh infestasi hama ini sangat besar yakni antara 10-30%...........Selengkapnya dapat dibaca disini
Tuesday, May 22, 2018
TANAMAN REMPAH SEBAGAI PESTISIDA NABATI UNTUK PENANGGULANGAN HAMA KUMBANG BUBUK TANAMAN JAGUNG
Sumber daya alam plasma nutfah tanaman rempah Indonesia sangat banyak dan beragam yang tumbuh di hampir seluruh wilayah nusantara. Tanaman ini dapat tumbuh dan beradaptasi pada kondisi agroekologi dan agroekosistem yang cukup beragam, mulai dari wilayah yang beriklim kering sampai yang beriklim basah............Selengkap dapat dibaca disini
PENGENDALIAN HAMA KUMBANG BUBUK PADA TANAMAN JAGUNG MELALUI PERBAIKAN TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN PENANGANAN HASIL
Hama kumang adalah salah satu jenis hama jagung yang secara nyata dilapangan menurunkan produksi dan merusak kualitas bahan simpan. Oleh sebab itu penanganan hama kumbang seyogianya dilakukan secara simultan dengan menerapkan semua teknologi yang selama ini telah diterapkan..........Selengkapnya dapat dibaca disini
Monday, May 21, 2018
ISOLASI DAN UJI EFEKTIFITAS IN VITRO BEBERAPA MIKROBA DEKOMPOSER LOKAL UNTUK PENGOMPOSAN LIMBAH TANAMAN JAGUNG
Biodekomposer yang terdiri dari bakteri dan cendawan, belakangan ini digunakan sebagai strategi untuk mempercepat proses dekomposisi sisa-sisa tanaman yang mengandung lignin dan selulosa. Sehingga pemanfaatannya dapat meningkatkan kesuburan dan kesehatan tanah yang pada gilirannya merupakan kebutuhan pokok untuk meningkatkan kandungan bahan organik dalam tanah.............Selengkapnya dapat dibaca disini
PERSPEKTIF KINERJA HASIL-HASIL TEKNOLOGI PEMANFAATAN Trichogramma spp. SEBAGAI AGENSIA PENGENDALI HAYATI HAMA JAGUNG DAN KOMODITAS LAIN
Trichogrammaspp. (Hymenoptera : Trichogrammatidae) is one of the egg parasitoids that had long been used as a biological agent on some pest crops in Indonesia, i.e. rice crop, sugarcane (for the control of stem and shoot borer), in soybean (for the control of pod borer and leaf miner), in cotton crop (for the control of pod borer), in tomato crop (for the control of fruit borer), in corn plant (for the control of corn stem borer and ear borer). Data of some field trials showed that the parasitism of this biological agent ranging from 90-100% in controlling the target pest. This paper reviewing some data of the Trichogrammaspp. trial on some crop. It is hope that the data will support some information of the technique and technology in overcoming the corn pest problem.........Selengkapnya dapat dibaca disini
PENGENDALIAN ULAT GRAYAK, Spodoptera litura PADA TANAMAN JAGUNG DENGAN BIOINSEKTISIDA
Pengendalian Ulan grayak, Spodoptera liturapada tanaman jagung dengan bioinsektisida dilakukan di Kabupaten Maros MT. 2002. Penelitian ini menggunakanrancangan acak kelompok yang terdiri atas 5 perlakuan dengan 4 ulangan. Perlakuan yang dimaksudadalah aplikasi cendawan Beauveria bassiana pada (A) 2 MST, (B) 2 MS, 3 MST,(C) 2MST, 3 MST, 4 MST, (D) 2 MST, 3 MST, 4 MST, 5 MST, dan (E) kontrol (tanpa aplikasi).Jumlah konidia dari cendawan B. bassiana yang digunakan aplikasi adalah 1013konidia/ha...........Selengkapnya dapat dibaca disini
Research on the insect preference of the Sitophilus zeamais Motch in the difference varieties had done at Balitsereal Laboratory. Research was arranged in randomized completely design replicated 4 times. Ones hundreds seed consist of 7 varieties i.e. Aruba, Semar-2, Bisma, Wisanggeni, Gm27, GM30 and Rama were isolated in a small glass and then put together in to a rounded big jar arranged circulary. As much as 400 of homogenous adults insect were exposed to the jar in the dense of 50 insect per glass. ........Makalah Selengkapnya dapat dibaca disini
TEKNOLOGI PERGILIRAN VARIETAS PADI BERMUTU
Penanganan OPT padi sawah melalui teknologi pergiliran varietas padi bermutu yang telah diterapkan di Sulawesi Selatan berdampak positif dan memberi jaminan terhadap keamanan produksi padi dari gangguan hama dan penyakit padi. Ledakan tungro yang terjadi tahun 1972 – 1984 dan 1985 – 1994 yang menghanguskan pertanaman masingmasing 16.423 ha dan 6.874 ha terjadi karena pada kurun waktu tersebut belum ada karena pergiliran varietas dalam penangan masalah tungro. Penerapan konsep teknologi gilir varietas dapat mengurangi jumlah pemakaian pestisida dan peningkatan produktivitas lahan dapat terjaga, mantap dan bersinambung.........Makalah Selengkapnya dapat dibaca disini
PEMBIAKAN MASSAL (MASS REARING) NGENGAT BERAS (Corcyra Cephalonica Staint.) PADA BEBERAPA MEDIA
Kajian pembiakan massal (mass rearing) ngengat beras (Corcyra cephalonica Staint, ilustrasi gambar :https://www.gipsa.usda.gov/vri/bug_7.aspx ) pada beberapa media pakan tela h dilaksanakan pada bulan Juli – Agustus 2002 di Laboratorium Agensi Hayati, Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, Sulawesi Selatan. Penelitian terdiri dari 7 perlakuan dan 3 ulangan yang menggunakan rancangan acak lengkap. Susunan perlakuan adalah media pakan yang terdiri atas : tepung beras (TB), tepung jagung (TJ), pakan ayam (PA), dedak (DD), tepung beras + pakan ayam (TBP) perbandingan 1:1, tepung jagung + pakan ayam (TJP) perbandingan 1:1, dan dedak + pakan ayam (DPP) perbandingan 1:1. Variabel yang diamati adalah tingkat perkembangan populasi C. Cephalonicapada media uji..........Selengkapnya dapat dibaca disini
KECENDERUNGAN SERANGGA Sitophilus zeamais Motch MENGAKSES JAGUNG DAN SORGUM SEBAGAI SUMBER MAKANAN
This writing analyzed insect dynamic of Sitophilussp. in finding food sources caused by light effect (light interference), sex differences and the effect of the concering plant (scouring sand, charcoal, lemon grass leaves, onion leaves, clove leaves, dringo leaves, husk dust) to damage intensity. There are differences of insect tendency in seeking food on dark and bright conditions. Preference trend increased noted on white corn and shorgum (UPCASI variety) on mixed treatments, even trend was noted on shorgum variety ICSH 1222 and wray, decreasing one was noted on variety IS3552 and yellow maize............Selengkap dapat dibaca disini
EFIKASI INSEKTISIDA METEOR 25EC TERHADAP BELALANG Locusta sp. PADA TANAMAN JAGUNG
Pengujian lapangan efikasi insektisida meteor 25EC terhadap belalang locustasp. pada tanaman jagung di laksanakan di Kebun Percobaan Maros Kabupaten Maros pada tahun 2005. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok, 6 perlakuan dengan 5 ulangan. Sebagai perlakuan Meteor 25EC konsentrasi 0,5 ml/l, Meteor 25EC konsentrasi 1,0 ml/l, Meteor 25EC konsentrasi 2,0 ml/l, Meteor 25EC konsentrasi4,0 ml/l, Buldok 25EC konsentrasi 2,0 ml/l dan Kontrol (tanpa insektisida). Tanaman umur 2 bulan pada setiap petakdipilih tanaman untuk disungkup dengan kurungan yang berukuran 60 cm x 60 cm x 75 cm. Tiap petak percobaan (0,8 m x 2 m) satu kurungan. Tanaman dalam kurungan yang telah disemprot dibiarkan kurang lebih 10 menit dikering anginkan, lalu diinfestasi 20 ekor nimfa dan 20 ekor belalang dewasa. Hasil penelitian menunjukkan Insektisida Meteor 25EC semua konsentrasi efektif mengendalikan hama belalang baik dalam stadia nimfa maupun dewasa, dengan nilai EI ≥50%. Insektisida Meteor 25EC konsentrasi 1,0 ml/l, 2,0 ml/l, dan 4,0 ml/l mempunyai nilai EI masing-masing 90%, 92%, dan 100% untuk stadia nimfa dan 86,00%, 90,60%, 94,20% untuk stadia dewasa..........Selengkapnya dapat dibaca disini
UJI KEMANJURAN INSEKTISIDA CARBOFURAN 3G DAN DIMEHYPO 400 WSC UNTUK PENGENDALIAN HAMA PADI SAWAH
Kajian efikasi Carbofuran 3G dan Dimehypo 400 WSC pada padisawah telah dilaksanakan di lahan irigasi di Kelurahan Lompoloang Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo SulawesiSelatan, dari bulan Juli sampai Nopember 2005. Perlakuan disusun dalam rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Perlakuan yang diteliti adalah pemberian insektisida Carbofuran 3G dan Dimehypo 400 WSC. Varietas Ciliwung dengan dipupuk urea 200 kg/ha dan KCL 100 kg/ha, jarak tanam 25 cm x 25 cm digunakan sebagai uji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kontrol (tanpa insektisida) memperoleh serangan hama tertinggi, sedang perlakuan Furadan 3G + Dimehypo 400 WSC diperoleh serangan yang terendah. Hasil gabah kering panen tertinggi diperoleh perlakuan Carbofuran 3G + Dimehypo 400 WSC 7,83 t/ha........Selengkapnya dapat dibaca disini
EFIKASI INSEKTISIDA METEOR 25 EC TERHADAP Spodoptera litura, Helicoverpa armigera, DAN Ostrinia furnacalisPADA TANAMAN JAGUNG
Penelitian efikasi insektisida meteor 25 EC terhadap ulat grayak Spodoptera litura, Penggerek Tongkol Helicoverpa armigera, dan penggerek batang Ostrinia furnacalis pada tanaman jagung telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Bontobili Gowa pada tahun 2005. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok yang terdiri atas 6 perlakuan dengan 5 ulangan. Pada petak yang berukuran 8 m x 5 m ditanam jagung varietas Bisma, dua tanaman per lubang. Aplikasi insektisida dilakukan pada 3, 5, 7 minggu setelah tanam (MST). Berdasarkan nilai efikasi insektisida (EI) Meteor 25 EC konsentrasi 2,0 ml/l dan 4,0 ml/ha efektif mengendalikan S. litura, H. armigera, dan O. furnacalis. Kerusakan tanaman oleh hama S. litura, H. armigera, dan O. furnacalispada Meteor 25 EC konsentrasi 2,0 ml/l dan 4,0 ml/l lebih rendah dibandingkan perlakuan Buldok 25 EC konsentrasi 2,0 ml/l...............Selengkapnya dapat dibaca disini
HASIL-HASIL TEKNOLOGI PENELITIAN HAMA TIKUS
Berbagai komponen pengendalian hama tikus yang telah dilaksanakan baik secara sendiri-sendiri maupun secara terpadu antara lain manipulasi habitat (sanitasi, tertib tanam, perbersihan vegetasi sekitar sawah, perampingan pematang), pengendalian fisik/mekanik (gropyokan, perangkap bubu, perangkap sejuta bambu, tanaman perangkap, letupan mercon), pengendalian biologis (predator, parasit, patogen) dan pengendalian kimiawi (emposan dan rodentisida) di beberapa tempat hasilnya sangat beragam tergantung pada aktivitas dan dinamika petani/kelompoktani dan keterlibatan faktor eksternal yang ada di lokasi. Keberhasilan usaha pengendalian tikus akan sangat bergantung dari keberlanjutan aktivitas pengendalian secara bersama pada kawasan yang luas. Penggunaan teknologi yang tepat dan pemahaman sifat-sifat bioekologi tikus yang memadai juga akan menunjang keberhasilan usaha pengendalian. Tulisan ini memaparkan temuan-temuan hasil penelitian yang merupakan komponen teknologi yang mendukung dan kondusif bagi upaya-upaya pengendalian............Selengkapnya dapat dibaca disini
DAMPAK SISTEM PENYIMPANAN BENIH JAGUNG DITINGKAT PETANI TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG
Penelitian dampak sistem penyimpanan benih jagung ditingkat petani terhadap mutu benih jagung, dilaksanakan di kabupaten Jeneponto dan Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan pada bulan Januari – Juni 2004. Bentuk survei digunakan dengan metode berstruktur dan PRA dengan tujuan untuk melihat sejauhmana dampak sistem penyimpanan benih jagung ditingkat petani terhadap mutu benih jagung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem penyimpanan benih yang diseleksi mulai dari penentuan waktu panen, cara panen, cara menyimpan benih, cara memilih benih, tempat penyimpanan benih, lama penyimpanan, kadar air dalam penyimpanan, tempat pengeringan biji bahkan persentase benih campur dan benih pecah menunjukkan bahwa keputusan petani dalam menyeleksi dan merawat benih jagung sangat berpengaruh (pada taraf 1%) terhadap mutu benih jagung yang akan ditanam pada musim berikutnya. Hal ini sangat didukung dengan hasil laboratorium dimana biji jagung yang disimpan petani mengandung kadar air antara 14,38% - 15,51% di kabupaten Jeneponto dan 13,89% - 19,97% di kabupaten Bulukumba. Tingginya kadar
air benih jagung yang disimpan petani di kabupaten Bulukumba (19,97%) berdampak pada biji berjamur (19,94%) yang dapat menurunkan mutu benih jagung......Selengkapnya dapat dibaca disini
DAMPAK SERANGAN HAMA BELALANG(GRASSHOPPER)TERHADAP PENDAPATAN PETANI JAGUNG (Studi kasus di Desa Tolo Barat, Kecamatan Kelara, Kabuaten Jeneponto. Sulawesi Selatan)
Penelitian dampak serangan hama belalang(Grasshopper) terhadap pendapatan petani jagung dilaksanakan di Desa Tolo Barat, Kecamatan Kelara, Kabupaten Jeneponto pada bulan Oktober 2005. Metode yang digunakan adalah metode survei sedang untuk pengambilan data primer digunakan metode acak sederhana (Simple Random Sampling)dengan mengambil 25 petani jagung yang selanjutnya diwawancarai dengan menggunakan daftar pertanyaan (questioner). Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauhmana dampak serangan hama belalang terhadap pendapatan petani. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa dalam memberantas hama belalang, hanya 24% petani yang menggunakan insektisida reagent itupun dengan dosis yang sangat rendah yakni 0,95 l/ha sedang 76% lainnya tidak menggunakan insektisida. Hal ini selain disebabkan karena petani tidak memiliki modal yang cukup, juga karena adanya kepercayaan setempat bahwa belalang tidak boleh dibasmi dengan insektisida sebab jika dibasmi, belalang akan datang lebih banyak lagi. Akibat serangan belalang yang menyerang lebih dari 8 ekor bahkan ribuan ekor, petani mengalami kehilangan hasil sebanyak 1,8 t/ha atau senilai Rp 2.281.817. Belalang dapat dicegah ketika mereka masih berbentuk nimpha atau dengan cara mengistirahatkan lahan/areal pertanaman terutama pada pertengahan bulan Juni sampai awal Juli sebab pada saat itu belalang menetaskan telurnya..........Selengkapnya dapat dibaca disini
RESENSI TEKNOLOGI HASIL-HASIL PENELITIAN Beauveria bassianaVuill UNTUK PENANGANAN OPT JAGUNG
In Indonesia, the use of microorganisme for controlling insect pest on corn had not been populary applied. However, the use of fungi such as Beauveria bassianaVuill. recently seemed had paid attention by government. It is prospective to be developed as biological agent. The use of B. bassianaVuill. as biological agent is chosen due to its compatibility to the other control agent and its low cost in mass production as well. Onthe other hand, the technology appliance used seem neither complicated nor capital coasted. Several field trial of B. bassiana capable to control corn stemborer Ostrinia durnacalis significantly.............Selengkapnya dapat dibaca disini
INFEKSI CENDAWAN Aspergillus sp. PADA BEBERAPA VARIETAS/GALUR JAGUNG HIBRIDA UMUR DALAM
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui infeksi cendawan Aspergillus sp. Pada beberapa varietas/galur jagung hibrida umur dalam. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman Balai Penelitian Tanaman Serealia dari bulan Nopember 2000 – Mei2001. Enam belas varietas/galur hibrida umur dalam yaitu : STJ 9904, STJ 9902, Bisma, ST 9909, ST 9901, ST 9907, Pioneer-7, ST 9906, ST 9903, ST 9902, ST 9904, STJ 9901, ST 9908, ST 9905, BISI-2, STJ/1/10/4.Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas Pioneer-7, BISI-2, Bisma, dan galur STJ 1/10/4, ST 9905, ST 9908, ST 9902 relatif tahan terhadap infeksi jamur Aspergillus sp........Selengkapnya dapat dibaca disini
KAJIAN AKSES MAKAN HAMA KUMBANG BUBUK PADA TANAMAN JAGUNG OLEH PENGARUH PERBEDAAN VARIETAS DAN BENTUK BIJI
Syahrir Mas’ud dan M. Sudjak Saenong
Balai Penelitian Tanaman Serealia
ABSTRACT
Research aimed to see the effect of varietal differences and seed types to the preference of Sitophilus sp. in their food searching had done at Balitjas Laboratory. Research was arranged in Randomized Completely Design replicated 4 times. One hundreds seed consists of 4 varieties which were categorized into two seed types i.e flat and cylindrical were isolated in a small glass then put together into rounded big jar that arranged circulary. As much as 400 of homogenous adult insect were exposed to the jar in the dense of 50 insect per glass. Number of insect that sticked on each glass and
their mortality were noticed at 24,48 and 72 hours after insect exposure. Other parameters that also noticed were, seed damage, weight losses and the progenies appearance. Result indicated that insect preference that found in Semar-2 and Lokal Putih varieties was more higher than that of Arjuna aswell as Koasa both that scored in flat seed type and cylindrical. Progenies appearances, rate of insect damage and weight declination were also more higher found in Semar-2 and Lokal Putih varieties than of Arjuna and Koasa.
Subscribe to:
Posts (Atom)