Wednesday, November 20, 2019


CARA BEKERJA SENYAWA PESTISIDA DI ALAM

Ayyub Arrahman dan M.Sudjak Saenong
Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros

PENDAHULUAN

Penggolongan/jenis-jenis pestisida yang beredar di pasaran dapat diklasifikasi antara lain adalah insektisida, rodentisida, molusisida, avisida, dan mitisida. Sedangkan yang mengendalikan jazad renik antara lain bakterisida, fungisida, algisida. Selain dari pada itu terdapat senyawa kimia yang sifatnya hanya sebagai pengusir serangga (insect repellant), dan sebaliknya ada pula yang justru menarik serangga untuk datang (insect attracant) serta ada yang dapat memandulkan serangga.

Insektisida dapat dikelompokkan dalam beberapa golongan menurut cara bekerjanya senyawa pestisida pada serangga target yakni pengelompokkan menurut cara masuknya kedalam tubuh dan pengelompokkan menurut sifat kimianya.

Cara Pestisida Meracuni dan Gejalanya
Cara bekerja suatu senyawa kimia pestisida meracuni tubuh dan gejalanya dapat digolong menurut jenis pestisidanya, Secara umum pestisida dapat digolongkan kedalam 6 golongan, dimana tiap golongan menampakkan gejala keracunan yang berbeda demikian pula dengan cara pestisida tersebut bekerja (Anonim, 1984).

1.      Golongan Klor Organik
            Pestisida yang masuk dalam golongan ini antara lain endrin, aldrin, endosulfan (thiodan), dieldrin, lindane (gamma BHC) dan DDT. Senyawa ini bekerja mempengaruhi syaraf pusat terutama otak yang menimnulkan efek keracunan dengan gejala mual, sakit kepala, tak dapat berkonsentrasi. Pada dosis tinggi dapat terjadi kejang-kejang, muntah dan dapat terjadi hambatan pernafasan.

2.      Golongan Fosfat Organik
            Pestisida yang masuk dalam golongan ini antara lain mevinfos (fosdrin), paration, gution, monokrotofos (azodrin), dikrotofos, fosfamidon, diklorvos (DDVP), etion, fention dan diazinon. Senyawa dari golongan pestisida ini berkerja menhambat aktivitas enzim kolinestrase yang dapat berakit fatal pada tubuh dengan gejala antara lain sakit kepala, pusing-pusing, lemah, pupil mengecil, gangguan penglihatan dan sesak nafas, mual, muntah, kejang pada eperut dan diare, sesak pada dada dan detak jantung menurun.

3.      Golongan Karbamat
            Senyawa pestisida yang masuk dalam golongan ini antara lain aldikarb (temik), carbofuran (furadan), metomil (lannate), propoksur (baygon) dan karbaryl (sevin). Cara bekerja dari senyawa ini adalah menghambat aktivitas enzim kolinestrase tetapi reaksinya reversible dan lebih banyak bekerja pada jaringan bukan dalam darah atau plasma. Tanda-tanda keracunannya umumnya lambat sekali baru terlihat.

4.      Golongan Dipidril
            Senyawa pestisida dari golongan ini sangat sedikit antara paraquat, diquat dan morfamquat. Cara bekerjanya adalah membentuk ikatan dan merusak jaringan ephitel dari kulit, kuku, saluran pernafasan dan saluran pencernaan, sedangkan pada konsentrasi larutan yang pekat dapat menyebabkan peradangan. Gejala keracunan selalu lambat diketahui seperti perut mual, muntah dan diare karena iritasi pada sa;uran pencernaan, 48-72 jam baru terdeteksi adanya kerusakan pada ginjal (albunuria, proteinura, hematura dan peningkatan kreatinin lever dan setelah 72-14 hari baru terlihat kerusakan pada paru-paru.

5.      Golongan Antikoagulant
            Senyawa pestisida dari golongan ini antara lain tipe kumarin (warfarin), tipe 1,3 indantion seperti difasion dan difenadion (ramik). Pestisida ini cepat diserap oleh pencernaan makanan, penyerapan dapat terjadi saat tertelan 2-3 hari. Kedua tipe pestisida ini menghambat pembentukan zat yang berguna untuk koagulasi/pembekuan darah antara lain protrombin.

6.      Golongan Arsenik
            Golongan senyawa arsenik terdiri dari arsen trioksid, kalium arsenat, asam arsenat dan arsin gas. Keracunan arsen pada umunya melalui mulut walaupun bisa juga diserap melalui kulit dan saluran pernafasan. Pada keracunan akut gejalanya nyeri pada perut, muntyah dan diare, pada keracunan sub akut akan timbul gejala sakit kepala, pusing dan banyak keluar ludah (Tabel 4).

Tabel 4 Gejala keracunan dan petunjuk cara pertolongan pertama pada penderita

Golongan Pestisida
Cara bekerjanya
Gejala keracunan yang timbul
Klor organic : endrin, aldrin, endosulfan (thiodan), dieldrin, lindane (gamma BHC), DDT


Fosfat organik : mevinfos (fosdrin), paration, gution, monokrotofos (azodrin), dikrotofos, fosfamidon, diklorvos (DDVP), etion, efntion, diazinon.

Karbamat : aldikarb (temik), carbofuran (furadan), metomil (lannate), propoksur (baygon), karbaril (sevin).




Dipiridil : paraquat, diquat dan morfamquat.









Antikoagulan : tipe kumarin (warfarin), tipe 1,3 indantion : difasinon, difenadion (Ramik)













Arsen : arsen trioksid, kalium arsenat, asam arsenat dan arsin (gas).

mempengaruhi susunan syaraf pusat terutama otak



menghambat aktivitas enzim kholinnestrase




menghambat aktivitas enzim kholinestarse, tetapi reaksinya reversible dan lebih banyak bekerja pada jaringan, bukan dalam darah/plasma.

dapat membentuk ikatan dan merusak jaringan ephitel dari kulit, kuku, saluran pernapasan dan saluran pencernaan, sedangkan larutan yang pekat dapat menyebabkan peradangan.

pestisida ini cepat diserap oleh pencernaan makanan, penyerapan dapat terjadi sejak saat tertelan sampai 2-3 hari. Kumrain dapat diserap melalui. Kedua tipe pestisida ini menghambat pembentukan zat yang berguna untuk koagulasi/pembekuan darah antara lain protrombin

Keracunan arsen pada
mual, sakit kepala, tak dapat berkonsentrasi. Pada dosis tinggi dapat terjadi kejang-kejang, muntah dan dapat terjadi hambatan pernafasan.

sakit kepala, pusing-pusing, lemah, pupil mengecil, gangguan penglihatan dan sesak nafas, mual, muntah, kejang pada perut dan diare, sesak pada dada dan detak jantung menurun.

tanda-tanda keracunan umumnya lambat sekali baru terlihat.







gejala keracunan selalu lambat diketahui, seperti perut, mual, muntah dan diare karena ada iritasi pada saluran pencernaan. 48-72 jam baru gejala kerusakan seperti ginjal seperti albunaria, proteinura, hematuria, dan peningkatan kreatinin lever, 72 jam – 14 hari terlihat tanda-tanda kerusakan pada paru-paru.

hematuria (kencing berdarah), hidung berdarah, sakit pada rongga perut, kurang darah dan kerusakan ginjal.













pada keracunan akut : nyeri pada perut,

Sumber : Moriya (1983); Weinstein (1984); Sandhu (1980); Simmmon (1980)

DAFTAR PUSTAKA DAN BACAAN
Anonim. 1984. Pestisida Untuk Pertanian dan Kehutanan. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman pangan. Jakarta. 1984
Gosselin, R.E. 1984. Clinical toxicology of commercial products. William and Wilkin, Baltimore, 5th.ed Supplement 4.IARC, Lyon.pp.14-22
Moriya,M.1983. Further mutagenicity studies on pesticides in bacterial reversion assay systems.Mutat.Res.,vol.116.pp.185-216
NCI/DHEW/NIH.1981/82.Survey of compounds which have been tested for carsinogenic activity.vol.sec.1&2,NCI/DHEW/NIH.Official US Publication, Washington
Sandhu, S.S. and Water, M.D. 1980. Mutagenicity evaluation of chemical pesticides. J.Environ.Sci.Health/B15(6):pp.929-948
Saleh,M.A.1980. Mutagenic and carsinogenic effects of pesticides.Environ.Sci. Health. vol.B15(6):pp.867-906
Simmon,V.F.1980. An overview of shortterm test for the mutagenic and carsinogenic potential of pesticides.J.Environ.Sci.Health,vol.B15(6):pp.867-906
Toto Himawan. 1999. Resistensi serangga hama terhadap insektisida dan upaya penanggulangannya. Perhimpunan Entomologi Indonesia cabang Malang. 1999.
Watterson,A.1988. Pesticides Users’ Health and Safety Handbook.An International Guide.Gower Technical Publishing Company Limites. England
Weinstein,S.1984. Fruits of Your Labor: An Guide to Pesticides Hazards for Californian Field Workers. Univ. of Calif.Barkeley, USA,pp.V-23, v-25
Ware, G.W. 1983. Pesticide, Theory and Application. N.H.Freeman and Co. San Fransisco.